Penelitian ini memiliki latar belakang bahwa persoalan kafa’ah merupakan suatu hal yang penting untuk mempersiapkan kehidupan rumah tangga mereka agar dapat hidup bahagia. Hal tersebut dikarenakan suatu rumah tangga akan terbentuk sakinah mawaddah rahmah ketika konsep kafa’ah dilaksanakan dengan baik. Untuk itu konsepsi kafa’ah dalam perkawinan harus menjadi telaah yang cukup serius. Di samping faktor agama yang paling diutamakan dalam persoalan kafa’ah, adanya faktor ekonomi, pendidikan serta keturunan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dalam perkawinan menurut masyarakat Kabupaten Jepara. Masyarakat berpandangan bahwa dapat dikatakan seimbang atau sekufu jika calon suami dan istri sama-sama memiliki pendidikan yang seimbang maka akan mempunyai pemikiran yang sejalan, memiliki harta atau kekayaan yang seimbang karena dengan ekonomi yang cukup maka dalam rumah tangga terhindar dari perselisihan karena tercukupinya nafkah dengan baik, kemudian keduanya berasal dari nasab (keturunan) yang baik maka diharapkan mampu bertanggung jawab terhadap keluarga. Rumusan masalah penelitian ini ada dua yaitu bagaimana komparasi konsep kafa’ah menurut madzhab Syafi’i dan Hanafi, dan bagaimana istinbath hukum konsep kafa’ah menurut madzhab Syafi’i dan Hanafi. Menggunakan metode penelitian yaitu penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kepustakaan (library research), untuk memperoleh data menggunakan metode pengumpulan data secara dokumentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara komparatif konsep kafa’ah menurut madzhab Syafi’i dan Hanafi selain itu untuk memahami analisis secara komparatif konsep kafa’ah dalam tinjauan madzhab Syafi’i dan Hanafi beserta metode pengambilan hukumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif, menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kepustakaan (library research). Untuk memperoleh data digunakan metode dokumentasi.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, pertama, konsep dan ukuran kafa’ah menurut Imam Syafi’i yaitu agama, nasab, pekerjaan, merdeka, harta dan bebas dari aib atau cacat. Kemudian konsep kafa’ah menurut Imam Hanafi yaitu persamaan antara seorang calon (pengantin) laki-laki dengan seorang calon (pengantin) wanita dalam beberapa masalah tertentu. Adapun persamaan yang dimaksud oleh Imam Hanafi yaitu: keturunan, pekerjaan, merdeka, agama, harta. Kedua, Imam Syafi’i dan Imam Hanafi memiliki perbedaan dalam menentukan konsep dan ukuran kafa’ah, akan tetapi kedua imam tetap menjadikan agama dan akhlak sebagai dasar dalam memilih pasangan hidup.