Penelitian ini dilakukan untuk menelaah tentang Representasi Ikhlas dalam Novel Cinta Laki-laki Biasa Karya Asma Nadia. Untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti, peneliti merumuskan dalam satu rumusan masalah yaitu bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos novel cinta laki-laki biasa yang merepresentasikan Ikhlas melalui karakter tokoh Rafli. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan ikhlas yang direpresentasikan melalui tokoh Rafli dengan menggunakan tanda maupun simbol. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotik Roland Barthes yang mengkaji makna denotasi, konotasi dan mitos. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dengan cara menganalisa kutipan-kutipan dan kalimat isi novel. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat 4 tanda-tanda ikhlas dalam penelitian ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa representasi ikhlas yang di gambarkan tokoh Rafli sebagai berikut:
Pertama, Baik hati dan lembut terdapat dalam kutipan pertama halaman 8 yang menceritakan tentang keadaan ekonomi Rafli dan Nania. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak, meskipun gaji Nania lebih banyak daripada Rafli. Pada kutipan ini terlihat Rafli mempunyai sikap lemah lembut dengan menangkap maksud baik istrinya.
Kedua, Istiqomah terdapat dalam kutipan keempat halaman 10 yang menceritakan kesetiaan Rafli yang selalu menemani istrinya yang sedang terbaring di rumah sakit. Dalam keadaan istrinya yang sedang sakit, Rafli tidak pernah meninggalkan istrinya kecuali saat akan beribadah (sholat). Perlakuan Rafli menunjukkan seorang suami yang tulus dan istiqomah meskipun keadaan dan situasi tidak selalu seperti apa yang diharapkan
Ketiga, Tawakal terdapat dalam kutipan kedua belas halaman 12 yang menceritakan menceritakan kepanikan Rafli ketika Nania akan dioperasi karena kondisi bayi yang terlilit tali pusar. Kesadaran Nania naik turun, setelah pembiusan dilakukan. Kepanikan Rafli mulai menjadi, bibir lelaki itu tidak pernah berhenti melafadzkan dzikir.
Keempat, Bersyukur terdapat pada kutipan kelima belas halalman 15 yang menceritakan kebahagiaan Rafli karena Nania mulai sadar dari komanya. Isak tangis Rafli membanjiri kebahagiaannya dan rasa syukur diucapkan berulang-ulang atas terkabulnya doa yang selama ini Rafli panjatkan dalam sujud permohonan.