SYAMSUL MAARIF, 161310003589 (2021) KONSEP MENJAGA HATI PERSPEKTIF AL GHAZALI DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN PENDIDIK (STUDI ANALISIS KITAB MINHAJUL ‘ABIDIN). Skripsi thesis, UNISNU Jepara.
161310003589_COVER.pdf - Published Version
Download (3MB) | Preview
161310003589_BAB I.pdf - Published Version
Download (5MB) | Preview
161310003589_BAB II.pdf - Published Version
Download (10MB) | Preview
161310003589_BAB III.pdf - Published Version
Download (7MB) | Preview
161310003589_BAB IVI.pdf - Published Version
Download (7MB) | Preview
161310003589_BAB V.pdf - Published Version
Download (949kB) | Preview
161310003589_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Download (2MB) | Preview
161310003589_LAMPIRAN.pdf - Published Version
Download (2MB) | Preview
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menguraikan penjelasan konsep menjaga hati perspektif al-Ghazali dalam kitab Minhajul ‘Ābidīn. (2) Menganalisis Relevansi konsep menjaga hati perspektif al-Ghazali dalam kitab Minhajul ‘Ābidīn dengan kompetensi kepribadian pendidik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualiatif. Sedangkan jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang berfokus pada kajian isi. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan dan memperoleh data yang bersumber dari riset pustaka seperti kitab, buku, literatur, dan koleksi yang dimilki perpustakaan serta karya ilmiah yang relevan dengan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep menjaga hati perspektif al-Ghazali dalam kitab Minhajul ‘Ābidīn mencakup empat hal, yakni konsep menjaga hati melalui sikap qoşrul amāl, konsep menjaga hati melalui sikap naşihah, konsep menjaga hati melalui sikap al-anāh, dan konsep menjaga hati melalui sikap tawaḍu’. Keempat konsep al-Ghazali tersebut saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Jadi, tidak boleh hanya dilakukan satu atau beberapa konsep saja. Sikap qoşrul amāl akan dimiliki oleh seseorang, apabila dia selalu mengingat akan kematian yang datangnya secara tiba-tiba serta mau mengingat keadaan yang akan terjadi setelah berada di alam kubur dan setelahnya. Kemudian dengan mengingat hak-hak kewajiban yang harus dipenuhi antar sesama muslim serta adanya rasa saling mengasihi diantara mereka maka sikap naşihah akan tertanam dalam diri seseorang. Selanjutnya, sikap al-anāh juga akan muncul dalam diri seseorang ketika dia mau mengontrol jiwanya untuk dapat bersabar dan menahan diri untuk tidak berbuat gegabah dan ceroboh. Dan yang terakhir yakni sikap tawaḍu’, dengan selalu mengingat asal kejadian manusia yang berupa air mani, dan setelah dia mati, jasadnya akan membusuk dan menyatu dengan tanah, maka akan muncul sikap tawaḍu’ dalam kehidupan kesehariannya.
Terdapat relevansi antara konsep menjaga hati perspektif al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin dengan kompetensi kepribadian pendidik. relevansi tersebut meliputi. 1) Relevansi sikap qoşrul amāl dengan kepribadian pendidik arif dan dewasa. 2) Relevansi sikap naşihah dengan kepribadian pendidik arif, wibawa, mantab dan bijaksana. 3) Relevansi sikap al-anāh dengan kepribadian pendidik wibawa, mantab, stabil, dan bijaksana. 4) Relevansi sikap tawaḍu’ dengan kepribadian pendidik menjadi teladan dan berakhlak mulia.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing : Azzah Nor Laila, S.Th.I., M.S.I. |
Uncontrolled Keywords: | Konsep Menjaga Hati dan Kompetensi Kepribadian Pendidik. |
Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 370 Pendidikan > 371 Institusi Pendidikan > 371.1 Guru, Tenaga Pendidik, Tenaga Pengajar |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | UPT Perpustakaan UNISNU Jepara |
Date Deposited: | 02 Dec 2021 01:45 |
Last Modified: | 02 Dec 2021 01:45 |
URI: | https://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/691 |