Penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan postur kerja. Hal ini disebabkan karena postur kerja yang salah atau tidak ergonomis dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan pekerja mengalami gangguan/keluhan muskuloskeletal dan gangguan-gangguan lainnya sehingga menghambat proses pekerjaan. Adapun aktivitas para pekerja cutting dengan posisi kerja yang berbeda-beda, seperti jongkok, bungkuk dan pekerjaan yang berulang-ulang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran risiko postur kerja ergonomis dan tidak ergonomis dengan menentukan penilaian level risiko postur kerja. Gambaran postur kerja pada pekerja cutting menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA), dan rancangan pembuatan alat kerja yang ergonomis sesuai data antropometri para pekerja cutting. Sehingga perpaduan antara metode REBA dan pengukuran data antropometri bisa menghasilkan alat yang sesuai postur kerja. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang bisa diukur dengan angka.

Berdasarkan hasil analisis peneliti untuk Operator cutting dapat disimpulkan bahwa: Dapat diketahui tingkat risiko keluhan ergonomi pekerja cutting menggunakan Metode REBA yaitu : 8 operator perlu perbaikan segera dengan hasil skor akhir REBA 8-11 (Skor 8-11 menunjukkan level berbahaya jika diterapkan dalam bekerja dan menyebabkan cidera serius), dan 2 operator cutting juga perlu perbaikan dengan hasil skor akhir REBA 7 (Skor 7 menunjukkan level cukup berbahaya jika diterapkan dalam bekerja dan menyebabkan cidera). Untuk membuat rancangan alat bantu yang ergonomis maka, peneliti merancang alat bantu berupa meja kerja ergonomis yang dalam perancangannya, menggunakan data antropometri para pekerja di UMKM Maghoz Bag. Sehingga hasil akhir rancangan menunjukan penurunan risiko dengan hasil skor akhir REBA 4 (skor 4 menunjukkan aman untuk bekerja dalam jangka panjang).