Di tengah wabah COVID-19, industri perbankan syariah di Indonesia menghadapi banyak tantangan, salah satunya mengenai kesehatan bank. Kesehatan bank menjadi kepentingan semua pihak (stakeholders) yaitu pemilik bank, manajemen bank, masyarakat sebagai pengguna jasa bank dan pemerintah sebagai regulator. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik seperti dapat menjaga kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran, serta dapat melaksanakan kebijakan moneter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dan mengetahui analisis komposit nilai dari tingkat kesehatan perbankan syariah di masa pandemi pada perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menerapkan jenis penelitian kuantitatif disertai metode numerik dan grafis untuk memahami data informasi, meringkaskan seluruh informasi yang tepat dari seluruh data serta menyajikannya dalam bentuk yang diinginkan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada periode tahun 2019-2021 Bank Aladin Syariah memiliki rata-rata tingkat kesehatan bank (Sehat: 82,86%, Sangat Sehat: 88,57%, Cukup Sehat: 65,71%), Bank Syariah Indonesia memiliki rata-rata tingkat kesehatan bank (Sangat Sehat: 97,14%, Sangat Sehat: 97,14%, Sangat Sehat: 102,86%), Bank BTPN Syariah memiliki tingkat kesehatan bank (Sangat Sehat: 102,86%, 97,14%, 100,00%). Bank Panin Dubai Syariah memiliki tingkat kesehatan bank (Kurang Sehat: 54,29%, 57,14% 57,14%).