Pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan, tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu, tetapi input tersebut tidak menjamin dapat meningkatkan mutu pendidikan secara otomatis.
Manajemen peningkatan mutu pendidikan adalah sebuah metode peningkatan mutu yang bertumpu pada sekolah itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan tehnik, mendasarkan pada ketersediaan data kwantitatif dan kwalitatif, dan pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan sumber data primer meliputi Kepala sekolah, Waka, anggota guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji transferability, uji dependability, uji confirmability. Sedangkan teknik analisis data ada empat tahapan yaitu pengumpulan, reduksi data, penyajian data dan penarkan kesimpulan. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan : 1) Implementasi manajemen peningkatan mutu pada SMK Walisongo Pecangaan Jepara didasarkan pada kepuasan pelanggan yang berupa kualitas, memperhatikan apa yang menjadi keinginan para siswa kami dan juga tentunya aturan-aturan yang dari BSNP dan juga standar dunia usaha dan dunia industri. Dan semuanya itu diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan pendidikan siswa yang bermutu. (2) Strategi yang digunakan Sekolah dalam implementasi Manajemen Peningkatan Mutu pada SMK Walisongo Pecangaan Jepara dengan membuat program pendukung masing-masing jurusan yang merupakan muatan lokal dan sekaligus juga kegiatan ekstra kurikuler masing-masing jurusan. SMK Walisongo mengistilahkan dengan program“double degree”. Dinamakan dengan double degree karena lulusan dari SMK Walisongo akan memperoleh kemampuan ganda yang tidak akan mereka peroleh seandainya mereka tidak belajar di SMK Walisongo.3) Faktor pendukung adalah Input siswa, kondisi orang tua siswa / wali murid, keadaan sarana prasarana. Faktor penghambat adalah motivasi individu siswa yang kurang menyadari kewajiban belajar, dana yang minim dari pemerintah, dan kurang disiplinnya beberapa guru.