PEMBAGIAN HARTA WARIS SEBELUM MENINGGAL MENURUT MASLAHAH MURSALAH DALAM MAZHAB SYAFI’I (Studi Kasus Di Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara)

KUN MUKARROMAH, 161410000492 (2020) PEMBAGIAN HARTA WARIS SEBELUM MENINGGAL MENURUT MASLAHAH MURSALAH DALAM MAZHAB SYAFI’I (Studi Kasus Di Desa Banjaragung, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara). Skripsi thesis, UNISNU Jepara.

[img]
Preview
Text
161410000492_cover.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
161410000492_BAB I.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img]
Preview
Text
161410000492_BAB II L.pdf - Published Version

Download (9MB) | Preview
[img]
Preview
Text
161410000492_BAB III.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
161410000492_BAB IV.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
161410000492_BAB V.pdf - Published Version

Download (978kB) | Preview
[img]
Preview
Text
161410000492_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (675kB) | Preview
[img]
Preview
Text
161410000492_LAMPIRAN.pdf - Published Version

Download (702kB) | Preview

Abstract

Hukum waris merupakan salah satu dari bagian hukum perdata secara keseluruhan dan merupakan bagian terkecil dari hukum keluargaan Islam. Hukum waris ini sangat era kaitannya dengan ruang lingkup kehidupan manusia, karena setiap manusia pasti akan mengalami yang namanya kematian. Masyarakat di Desa Banjaragung ini semua penduduknya beragama Islam, seharusnya masalah pembagian waris ini mengacu pada hukum yang telah disepakati oleh masyarakat yang beragama Islam yakni menggunakan Kompilasi Hukum Islam (KHI), tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa setiap masyarakat punya cara tersendiri untuk membagikan harta warisannya, begitu pula yang dilakukan oleh masyarakat Desa Banjaragung, mereka membagi warisannya ketika orang yang mewariskan hartanya masih hidup, dengan alasan supaya tidak menimbulkan peretengkaran. adapun cara pembagiannya antara laki-laki dan perempuan sedikit ada perbedaan agar tidak menyalahi aturan. Adapun tujuan ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik pembagian waris sebelum meninggal dunia di Desa Banjaragung ditinjau dari segi maslahah mursalah dalam mazhab Syafi’i. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis, dimana peniliti langsung terjun ke masyarakat Desa Banjaragung. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara. Sedangkan analisis data menggunakan metode nalisis deskriptif. Dalam penelitian, ini menghasilkan kesimpulan pertama, proses pembagian warisa sebelum meninggal dunia di desa Banjaragung tidak dapat dikatakan waris sebagaimana yang dikatakan masyarakat Banjaragung, melainkan hibah. Dijelaskan pada pasal 211 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi “Hibah yang diperoleh oleh orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan sebagai warisan”. Jadi pengertian hibah bisa menjadi waris itu bukan mutlaak, melainkan menjadi jalan alternatif jika terjadi perselisihan antara saudara satu dengan yang lainnya, maka diperbolehkan menggunakan pasal tersebut. Kedua, Berdasarkan maslahah mursalah praktik pembagian waris sebelum meninggal dunia di desa Banjaragung ini merupakan kearifan lokal yang relevan karena sistem pembagian (waris) ini lebih mendatangkan kemanfaatan yang baik untuk keluarga pewaris.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : Hudi, S.H.I., M.S.I pembimbing II : Alfa Syahriar, Lc., M.sy
Uncontrolled Keywords: Waris, Maslahah Mursalah, Madzhab Syafi’i
Subjects: 200 Agama > ISLAM > 2X4 Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > 2X4.4 Hukum Waris Islam, Faraid
200 Agama > ISLAM > 2X4 Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > 2X4.8 Fikih dari Berbagai Paham, Mahzab > 2X4.83 Mahzab Syafi'i, Syafii
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Admin Perpustakaan Unisnu
Date Deposited: 22 Nov 2021 04:10
Last Modified: 22 Nov 2021 04:10
URI: http://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/529

Actions (login required)

View Item View Item