Persoalan diskriminasi, intoleransi dan praktik-praktik serupa tidak boleh dibiarkan begitu saja, terlebih pada bangsa yang memiliki tingkat pluralitas tinggi seperti halnya Indonesia. Dengan adanya hal itu, perlu menghadirkan lembaga yang dinamakan sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga yang mengelola dan menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam lingkup sekolah, peserta didik tidak akan lepas dari interaksi dengan seluruh warga sekolah yang memiliki latar belakang berbeda seperti perbedaan budaya, perbedaan etnis atau perbedaan agama. Anak usia sekolah dasar 7 sampai 11 tahun berada dalam fase mythic-literal faith. Oleh karena itu, sekolah dasar dinilai perlu merespon dalam hal penyikapan terhadap perbedaan yang ada. Implementasi pendidikan moderasi beragama merupakan suatu upaya untuk memberikan stimulus kepada peserta didik agar memahami realitas perbedaan agama. Sekolah Dasar Negeri 2 Sukodono Tahunan Jepara merupakan salah satu sekolah dasar yang memiliki keberagaman agama dan mengimplementasikan pendidikan moderasi beragama.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi pendidikan moderasi beragama di SDN 2 Sukodono Tahunan Jepara. Selain itu, penelitian ini juga mendeskripsikan berbagai faktor pendukung dan berbagai faktor penghambat dalam pengimplementasian pendidikan moderasi beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian lapangan (field research). Pengamatan secara langsung suatu fenomena tertentu sebagai data. Jenis penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menekankan pada pencarian makna, dampak atau fenomena dengan penyajian secara naratif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik Miles dan Huberman, yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan tiga metode triangulasi, yakni triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
Hasil penelitian ini adalah implementasi pendidikan moderasi beragama tertuang dalam peran guru agama di SDN 2 Sukodono Tahunan Jepara yang memuat tiga peran utama, yakni pendidik, pengajar dan fasilitator. Sedangkan penanaman nilai-nilai moderasi beragama terwujud dalam kegiatan intrakurikuler (pembelajaran di kelas) dan kegiatan ekstrakurikuler (perayaan hari besar dan green school). Sedangkan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan moderasi beragama di SDN 2 Sukodono Tahunan Jepara, yakni: Pertama, faktor pendukung berupa iklim sekolah kondusif, program (kegiatan sekolah) dan kepala sekolah kooperatif. Kedua, faktor penghambat berupa sarana dan prasarana, media pembelajaran dan kurangnya pemahaman guru terhadap nilai-nilai moderasi beragama.