Peristiwa mengenai Tax Avoidance di Indonesia diantaranya yaitu pernah dilakukan oleh PT. BCA. Direktur PT. BCA ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pajak oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pasalnya Direktur PT. BCA diduga menyalahgunakan wewenang saat menjadi Direktur Jenderal Pajak pada 2001-2019. Direktur PT. BCA tersebut menerima permohonan keberatan pajak atas BCA sehingga bank tersebut tidak membayar pajak yang sangat besar sehingga mengakibatkan kerugian pada negara. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, dan ukuran dewan komisaris terhadap variabel Tax Avoidance pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia. Periode penelitian yang digunakan yaitu 2 (dua) tahun, mulai dari 2017-2020. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, dan ukuran dewan komisaris sedangkan variabel dependen dalam penelitian adalah Tax Avoidance atau kata lain penghindaran pajak.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Bersifat penelitian kuantitatif dengan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2020. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 45 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda .
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh negatif antara konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial, dan ukuran dewan komisaris terhadap variabel Tax Avoidance pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia. Periode penelitian yang digunakan yaitu 2 (dua) tahun, mulai dari 2017-2020.