Latar belakang penyusunan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Catatan Hati Seorang Gadis, Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia. Begitu juga dengan ahklak yang menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, karena kesempurnaan Islam tergantung juga pada kemuliaan dan kebaikan ahklaknya. Ahklak yang baik tidak akan terwujud pada seseorang tanpa adanya pembinaan yang dilakukan. Dalam konsep pendidikan ahklak segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji dan tercela, karena pendidikan ahklak itu bersumber pada Al-Quran dan Al-Hadist. Ada banyak cara dalam menyampaikan pendidikan ahklak, salah satunya melalui karya sastra.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter, analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Catatan Hati Seorang Gadis di antaranya : nilai akhlak terpuji, meliputi: nilai pendidikan akhlak terhadap Allah, ( taqwa, ikhlas, tawakkal, syukur, Zikrullah, qana’ah, raja’, muraqabah, taubat, sabar dan khauf). Akhlak terhadap diri sendiri, (perwira (iffah), rajin, optimis dan ikhtiar). Akhlak terhadap sesama manusia, (dermawan (al-munfiqun), baik sangka (husnuzh-zhan), pemurah, tanggung jawab, ramah, persaudaraan (ukhuwah), lapang dada, rendah hati (tawadhu’), amanah, ta’awun, silaturrahim). Akhlak terhadap orang tua, (menyayangi orang tua dan birrul walidain). Nilai akhlak tercela, meliputi: nilai akhlak tercela terhadap Allah (kufur, su’udzhan dan maksiat). Nilai akhlak tercela terhadap diri sendiri (boros, rendah diri, pesimis dan putus asa). Nilai akhlak tercela terhadap sesama manusia (berdusta dan takabur). Nilai akhlak tercela terhadap orang tua (durhaka kepada orang tua). (2) Penerapan nilai pendidikan akhlak dalam masyarakat belum sepenuhnya diterapakan. Banyaknya pengaruh negatif dari luar sehingga masyarakat tidak memperhatikan lagi dengan pendidikan akhlak. Masyarakat yang terlibat dalam hal-hal negatif dikarenakan kurangnya pemahaman mereka tentang nilai-nilai pendidikan akhlak terpuji. Nilai-nilai tersebut seharusnya bukan hanya dipahami namun juga harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, barulah mereka akan menjadi insan yang kamil yang berakhlakul karimah. Untuk itu di perlukan upaya strategis untuk memulihkan kondisi tersebut, di antaranya dengan menanamkan kembali akan pentingnya peran agama dalam membina moral masyarakat.