Zakat menurut undang-undang No 23 Tahun 2011 dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat, apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi. Pokok masalah dari bagaimana peran dan fungsi BAZNAS Kabupaten Jepara. Dan bagaimana pendayagunaan zakat di BAZNAS Kabupaten Jepara dalam mensejahterakan umat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yang dilakukan di BAZNAS Kabupaten jepara, maka dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, kepustakaan terhadap buku-buku dan kitab undang-undang zakat yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang penulis kaji. Dalam menganalisis penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian deskriptif-normatif yang berusaha menggambarkan, menganalisa dan menilai data yang terkait dengan masalah dan mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Dalam mensejahterakan masyarakat BAZNAS Kabupaten Jepara merencanakan dan melaksanakan Pekan Peduli Sosial se-Kabupaten Jepara untuk meningkatan perolehan BAZNAS dan penasyarufan yang lebih luas dan merata, layanan ambulance gratis untuk mustahiq di Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan eks utara, pelaksanakan kupon sedekah BAZNAS bagi muzakki se-Kabupaten Jepara yang bekerja sama dengan Dinas terkait, pelaksanaan wajib zakat lewat BAZNAS Kabupaten Jepara, bagi para calon haji, pemantauan untuk pendistribusian dana hasil zakat untuk para fakir miskin di tiap-tiap kecamatan. Dalam hal ini BAZNAS Kabupaten Jepara juga mengupayakan adanya penambahan mobil ambulance gratis untuk masyarakat yang kurang mampu dan juga melakukan bedah rumah di beberapa wilayah yang sudah didata oleh kepala desa masing-masing di setiap desanya. Pendayagunaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Jepara dalam mensejahterakan umat yang telah dikumpulkan baik melalui UPZ atau secara langsung oleh BAZNAS Kabupaten Jepara sendiri harus disalurkan kepada para mustahik sesuai dengan skala prioritas yang telah disusun dalam program kerja. Zakat tersebut harus disalurkan kepada para mustahik sesuai dengan ketentuan agama, yaitu: fakir dan miskin, kelompok amil, kelompok muallaf, budak, gharim, fi sabilillah, ibnu sabil. Disamping itu zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatkan kualitas umat, dengan alasan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi. Dan juga bisa diberikan secara konsumtif untuk keperluan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti halnya dalam perencanaan program kerja BAZNAS mengedepankan kemasyarakatan dalam berzakat, dalam pengumpulan zakat dan pendayagunaannya telah sesuai dengan Undang-undang tentang zakat yang ada.