Berbagai upaya dilakukan perusahaan guna mencari laba semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan perusahaan tersebut, salah satu strategi yang banyak dilakukan oleh perusahaan besar adalah diversifikasi usaha. Diversifikasi merupakan salah satu strategi yang dipilih perusahaan dengan melakukan penganekaragaman produk (bidang usaha) atau lokasi perusahaan yang dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas lebih stabil, ini dilakukan perusahaan untuk mengatasi krisis ekonomi, sehingga apabila suatu perusahaan mengalami kemerosotan pendapatan di salah satu produk atau daerah, di produk atau daerah lain mendapatkan kelebihan pendapatan, sehingga kekurangan yang terjadi bisa tertutupi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh dari kebijakan diversifikasi perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan excess value, yaitu selisih kinerja perusahaan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan segmen tunggal. Perusahaan yang melakukan kebijakan diversifikasi usaha setidaknya harus memiliki dua ataupun lebih segmen usaha. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun pengamatan 2013 sampai 2015. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan aplikasi SPSS 24.
Secara simultan diperoleh hasil bahwa adanya pengaruh variabel level diversifikasi perusahaan, leverage, Tobins Q, Ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap excess value. Secara Secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel leverage, tingkat kesempatan invesatsi (Tobins Q), ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap excess value. Sedangkan variabel level diversifikasi perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap excess value.