Hampir 50% angkatan kerja penduduk laki-laki di Desa Ngeling bekerja sebagai buruh/pekerja proyek konstruksi bangunan (orang proyek). Fenomena banyaknya orang proyek tersebut selain merupakan sebuah budaya yang sudah ada sejak lama, juga merupakan dampak dari sebuah dorongan dari mayoritas pelaku yang disebut sebagai motivasi untuk bekerja pada profesi tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk menggali lebih dalam tentang apa yang menjadi dasar motivasi mayoritas penduduk Desa Ngeling bekerja di proyek konstruksi bangunan, menganalisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi motivasi mereka, serta bertujuan untuk memahami rumpun manusia yang kompleks. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode etnografi sebagai metode pendekatan masalahnya, dan dengan meggunakan acuan teori hirarki kebutuhan Maslow serta teorimotivasi eksternal dan internal untuk mengaitkan hasil temuan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mayoritas orang proyek Desa Ngeling sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow, dan secara umum faktor need yang paling dominan adalah besarnya penghasilan (physiological needs) yang dapat diperoleh jika bekerja pada proyek yang lancar (safety and security needs). Hal tersebut dikarenakan adanya hakikat pengulangan yang terjadi, yaitu untuk dapat memperoleh pendapatan yang besar tersebut, juga harus terpenuhi faktor stablitas dan ketergantungan akan proyek yang lancar. Berdasarkan sumber motivasinya, yang menjadi sumber motivasi eksternal antara lain: (1) faktor keluarga rata-rata bekerja di proyek, (2) tidak adanya seleksi khusus dan lebih didasarkan pada hubungan relasi, (3) besarnya penghasilan yang bisa diperoleh (“nyethok” atau make a big money), (4) minimnya lapangan dan kesempatan kerja yang ada di daerah sendiri, (5) pilihan paling mudah sekaligus solusi dari faktor-faktor eksternal yang ada. Sedangkan yang menjadi sumber motivasi internal antara lain: (1) rendahnya pendidikan serta minimnya keahlian dan keterampilan yang dimiliki, di samping pertimbangan atas faktor-faktor eksternal sebelumnya, yang membuat mereka seolah tidak memiliki pilihanlain (terpaksa) selain bekerja di proyek konstruksi bangunan, (2) Dan meski pada awalnya terkesan terpaksa, mereka dapat membuktikan bahwa profesi orang proyek bukanlah profesi biasa yang dapat dipandang sebelah mata. Bahwa, meski pun hanya sebagai orang proyek—dengan penghasilan yang mereka peroleh—mereka juga “bisa” (dalam artian yang luas) meraih apa yang menjadi tujuan, harapan, cita-cita mereka.