ISTIKOMAH, 131310000779 (2017) PERAN GURU PAI DALAM MENGINTERNALISASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Analisis Buku Tentang Menjadi Guru Berkarakter Oleh Agus Wibowo, M.Pd dan Hamrin, M.M.Pd). Skripsi thesis, UNISNU.
131310000779_COVER.pdf - Published Version
Download (477kB) | Preview
131310000779_BAB I.pdf - Published Version
Download (510kB) | Preview
131310000779_BAB II.pdf - Published Version
Download (389kB) | Preview
131310000779_BAB III.pdf - Published Version
Download (171kB) | Preview
131310000779_BAB IV.pdf - Published Version
Download (324kB) | Preview
131310000779_BAB V.pdf - Published Version
Download (178kB) | Preview
131310000779_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Download (188kB) | Preview
Abstract
Latar belakang dari penelitian ini adalah melihat kenyataan bahwa peranan seorang guru itu sangat penting dan tidak main-main dalam pendidikan bagi manusia, khususnya bagi peserta didik. Dalam suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh besar pada pembentukan karakter seorang anak. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa ini dalam berbagai aspek, serta dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang harus diakui bahwa hasil dari pendidikan itu tidak akan terlihat dalam waktu sekejap atau instan. Hasil pendidikan baru akan tampak setelah kurun waktu atau periode tertentu. Meski demikian, hasil pendidikan ini akan memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di dalam masyarakat. Adapun rumusan masalah dari penenlitian ini adalah membahas apa hakikat dari pendidikan karakter, bagaimana peran guru PAI dalam menginternalisasikan pendidikan karakter dan bagaimana peran guru PAI dalam menginternalisasikan pendidikan karakter menurut Agus Wibowo, M.Pd dan Hamrin, M.M.Pd, dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui beberapa pembelajaran dari hakikat pendidikan karakter dan bagaimana peran-peran guru dalam menginternalisasikan pendidikan karakter disekolah.Data dari penelitian ini diperoleh melalui penelitian pustaka (library research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini berupaya untuk mengungkap pemikiran seorang tokoh yang diambil dari berbagai karyanya, maka dalam penganalisaannya penulis menggunakan kajian pustaka, maka kajian pustaka dimulai dengan pelaksanaan kepustakaan.
Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Doni A. Kusuma mengajukan 5 (lima) metode pendidikan karakter dalam penerapan dilembaga sekolah yaitu mengajarkan, keteladanan, menentukan prioritas, praktis prioritas dan refleksi.
Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pendidikan karakter.Beberapa definisi sebagaimana diuraikan memang memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga menyebabkan definisi yang berbeda pula.Meski demikian dari berbagai definisi itu terdapat kesamaan bahwa karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang menyebab orang tersebut disifati.
Dalam sebuah Firman Allah SWT dalam Surah Ar-Rahman ayat 2-4, yang artinya: Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia. Mengajarkannya Pandai Berbicara. Dengan al-bayan dapat terungkap apa yang belum jelas. Pengajaran al-bayan oleh Allah tidak hanya terbatas pada ucapan, tetapi mencangkup segala ekpresi, termasuk seni dan raut muka. Menurut Al-Bihaqi, kata al-bayan adalah potensi berfikir, yakni mengetahui persoalan kulli dan juz’I, menilai yang tampak dan yang ghaib serta menganalogikannya dengan yang tampak. Dalam ayat 4 dinyatakan bahwa Allah mengajar manusia pandai berbicara.Berbicara tentu dengan menggunakan lidah, karena lidah selain sebagai alat perasa juga menjadi alat yang berfungsi sebagai media berkomunikasi.Lidah dalam agama hampir selalu dikaitkan dengan hati dan digunakan untuk mengukur baik buruknya perilaku seseorang. Manusia akan menjadi baik, apabila keduanya baik, sebaliknya manusia akan menjadi buruk apabila keduanya buruk.
Dan menunjukkan keteladanan adalah metode yang wajib dilakukan dalam membentuk karakter anak.Pendidik baik orangtua maupun guru harus menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nasihat atau atribut karakter yang ingin dibentuk dalam diri anak.Rasulullah SAW menunjukkan keteladanan dalam melaksanakan ajaran Agama Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an.Diantara bentuk keteladanan yang dimiliki Rasulullah adalah penyayang. Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 128 yang artinya “Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari diri-diri kalian. Sangat bersedih terhadap apa yang memberatkan kalian dan bersemangat (untuk memberikan hidayah) kepada kalian dan lemah lembut dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”Dan dalam surat Al-Imran ayat 159 pun di jelaskan dalam memperlakukan anak didik pendidik beranjak dari keteladanan Rasul tersebut. Adapun terjemah dari surat Al-Imran ayat 159 :“Maka dengan rahmat Allahlah kamu menjadi lemah lembut terhadap mereka dan jika kamu berkeras hati niscaya mereka akan lari darimu”.
Untuk menulis abstrak ini penulis hanya bisa berdoa: “Ya Allah, keluarkanlah kami dari gelapnya kebodohan, mulyakanlah kami dengan cahaya ilmu, bukakanlah untuk kami ma’rifat ilmu, baguskanlah karakter atau budi pekerti kami dengan kebijakan dan mudahkanlah bagi kami untuk meraih AnugerahMu, wahai Allah dzat yang paling pemurah”.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing : Drs. Abdul Rozaq,M.Ag. |
Subjects: | 200 Agama > ISLAM > 2X7.1 Filsafat Islam > 2X7.3 Pendidikan Agama Islam 300 Ilmu Sosial > 370 Pendidikan > 370.114 Pendidikan Karakter, Pendidikan Moral |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Admin Perpustakaan Unisnu |
Date Deposited: | 09 Jun 2022 04:27 |
Last Modified: | 09 Jun 2022 04:27 |
URI: | https://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/3541 |