Salah satu kendala yang dihadapi oleh guru untuk menghasilkan pembelajaran aqidah akhlak yang efektif ialah penerapan metode pembelajaran yang baik dan sesuai yang dilakukan oleh guru.
Sebagaimana yang terjadi di kelas V Semester II MI Asy Syafi’iyah Pekalongan Batealit Jepara proses pembelajaran aqidah akhlak Standar Kompetensi Membiasakan Akhlak Terpuji dengan Kompetensi Dasar Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari masih berjalan klasikal, guru lebih dominan dalam pembelejaran (teacher centered) dibandingkan dengan siswa, sehingga guru memandang bahwa siswa dianggap mempunyai kemampuan yang sama dan tidak ada penghargaan terhadap kemampuan yang berbeda pada diri masing – masing siswa.
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi titik fokus penelitian adalah: (1) Bagaimana hasil penerapan belajar sebelum metode Team Games Tournament (TGT), (2) Bagaimana hasil penerapan belajar metode Team Games Tournament (TGT), (3) Apakah pengaruh penerapan metode Team Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar pada pembelajaran aqidah akhlak materi adab bertetangga dan bermasyarakat di kelas V semester II MI Asy Syafi’iyah Pekalongan Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, angket, dan tes hasil belajar. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif karena pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas V MI Asy Syafi’yah Pekalongan Batelait Jepara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pelajaran akidah akhlak materi adab bertetangga dan bermasyarakat ada 2 tahap yang didalamnya mencakup penyajian kelas, kerja kelompok, game, turnamen, dan penghargaan kelompok. Penerapannya sangatlah bagus meskipun banyak hambatan yang didapat pada pelaksanaannya, hal ini sesuai dengan respon siswa menyatakan bahwa siswa sangat senang mengikuti pelajaran dengan cara berkelompok tipe TGT dengan teman-temannya. (2) penerapan belajar kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa, hal ini dibuktikan pada hasil tes pada sebelumnya diadakannya penelitian, siklus I dan siklus II yang porsentasenya mulai 25%, 67,85 % dan 85,7%.