Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian kritis terhadap kitab syifa’ul ummah dalam menangkal radikalisme di pondok pesantren darul falah amtsilati bangsri jepara tahun pelajaran 2016/2017.
Jenis peneliian yang dilakukan adalah penelitian kuliatif. Subyek penelitian ini adalah Kitab syifa’ul ummah yang diajarkan kepada para santri di Pondok Pesantren Darul Falah Amsilati Bangsri Jepara yang . Obyek penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan anti radikal yang tertuang dalam kitab kecil syifa’ul ummah karangan KH. Taufiqul Hakim. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan Materi pendidikan anti radikalisme termuat dalam kitab karya KH. Taufiqul Hakim berjudul Syifa’ul Ummah. Kitab kecil berukuran 16x10 cm ini memuat materi-materi pendidikan anti radikalisme seperti Islam adalah agama moderat, Islam melarang tindakan teror dan menakut-nakuti, Akar-akar radikalisme disertai penejelasannya secara singkat berikut dalil atau landasannya menurut al-Qur’an Hadits. Tujuan pendidikan anti radikalisme dengan model syi’iran di PP. Darul Falah meiputi tiga hal, yaitu pemahaman, hafalan, dan sikap kebangsaan. Oleh karena itu, dalam praktiknya, kitab Syifa’ul Ummah tidak hanya diajarkan melalui kegiatan pembelajaran formal di kelas saja, tetapi juga melalui kegiatan hafalan dan takraran. Santri tidak hanya dituntut untuk memahami isi kitab dan menghafalkan syi’ir- syi’ir di dalam kitab, tetapi juga membaca syi’ir tersebut berulang-ulang. Dengan membacanya berulang-ulang dengan irama dan nada tertentu diharapkan santri dapat menghayati makna dan kandungannya sehingga nilai-nilai pendidikan anti radikalisme dalam syi’ir akan terinternalisasikan ke dalam jiwa dan pikiran santri. Ada tiga hal yang melatarbelakangi pelaksanaan pendidikan anti radikalisme dengan model syi’iran. Pertama, syi’ir dapat memudahkan para santri untuk menghafal dan mengingat materi pelajaran. Kedua, mengulang-ulang pelajaran juga akan menjadi mudah jika dikemas dalam bentuk syi’ir. Ketiga, belajar dengan model syi’iran lebih menyenangkan dan dapat membangkitkan gairah santri.