Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Etika Guru terhadap Murid dalam Kitab Adabul Alim Wa Al – Muta’allim. (2) Etika Guru terhadap Murid dalam Kitab Adabul Alim Wa Al – Muta’allim ditinjau dari Perspektif Pembelajaran Pendidikan Islam. (3) Bagaimana Implementasi Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang Etika Guru dalam Pendidikan Modern.
Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan metode penelitian deskritif, dari keseluruhan data yang terkumpul kemudian dianalisis yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode interprestasi dan Content Analysis. Penerapan metode Interprestasi yaitu menganalisis kitab Adabul Alim Wa Al – Muta’allim untuk mengungkapkan makna yang terkandung. Kemudian metode Content Analysis akan mengungkapkan isi pemikiran KH. Hasyim Asy’ari. Metode ini untuk mengetahui kerangka berfikir KH. Hasyim Asy’ari yang tertuang pada kitab Adabul Alim Wa Al – Muta’allim tentang etika guru terhadap murid.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kitab Adabul Alim Wa Al – Muta’allim mengkhususkan penyajian tentang etika guru dan murid pada pembelajaran. Uraiannya terfokus pada sikap – sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru ketika memberikan pelajaran baik yang berhubungan dengan muridnya maupun dengan kitabnya. Adapun (1) Etika guru pada kitab Adabul Alim Wa Al – Muta’allim antara lain : a. Etika bagi alim (guru) selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, sakinah, wara’, tawadhu’, khusyu’, senantiasa berpedoman pada hukum Allah SWT. b. Etika ketika mengajar, selalu mendatangi majlis kelas mengucapkan salam kepada seluruh hadirin, menghadapi murid dengan penuh perhatian, sebelum memulai pelajaran hendaknya membaca beberapa ayat Al – Qur’an, mengatur volume suara. c. Etika guru terhadap murid, memberikan pengajaran, membangun niat yang ikhlas, mencintai para siswanya, mendidik dan memberikan pengajaran. (2) Etika Guru terhadap Murid dalam Kitab Adabul Alim Wa Al – Muta’allim ditinjau dari Pembelajaran Pendidikan Islam yaitu Seorang guru agama Islam bertanggung jawab atas religiusitas anak didiknya meski tidak secara penuh -masih ada orang tua dan diri anak sendiri- oleh karena itu penting bagi seorang guru agama Islam untuk menciptakan suasana yang religius bersifat vertikal yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan ritual serta menegakkan komitmen dan loyalitas terhadap moral force di sekolah dan lain-lain yang merupakan bentuk dari habl min Allah.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, tenaga pengajar, peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU JEPARA.