Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Strategi pengembangan pendidikan Islam dalam mengembangkan potensi anak asuh di Panti Asuhan Mutiara Samudra Biru Desa Bulungan, Faktor pendukung dan penghambat pengembangan pendidikan Islam dalam mengembangkan potensi anak asuh di Panti Asuhan Mutiara Samudra Biru Desa Bulungan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data yang diperoleh berupa hasil wawancara, penemuan dokumentasi dan pengamatan melalui observasi. Penelitian dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Strategi pengembangan pendidikan Islam dalam mengembangkan potensi anak asuh di Panti Asuhan Mutiara Samudra Biru Desa Bulungan dilakukan dengan dua cara yaitu memberikan materi-materi tentang Pendidikan akhlak yang relevan dengan kehidupan santri, serta menggunakan metode-metode yang dapat membantu pembentukan akhlakul karimah. Adapun materi-materi tentang pendidikan akhlak di Panti Asuhan Samudra Biru Bulungan Pakis Aji Jepara dikelompokkan menjadi dua yaittu: Materi pendidikan akhlak yang terhimpun dalam suatu kitab, seperti kitab Ta’lim al-Muta’allim, Materi pendidikan akhlak yang tercantum bersama materi lain dalam suatu kitab, seperti kitab Tafsir Jalalain, kitab Hadits Riyadh al-Sholihin dan lain sebagainya. Sedangkan metode pendidikan akhlak yang digunakan adalah:. metode kedisiplinan, metode latihan dan pembiasaan, metode taghrib dan tarhib, metode keteladanan, metode ibrah.
Faktor Pendukung: a). Adanya motivasi yang kuat dari anak asuh sendiri untuk tumbuh berkembang sesuai dengan arahan dari pengasuh. b). Dorongan dari masyarakat tentang manfaat yang dirasakan secara langsung oleh para anak asuh. c). Niat yang tulus dari para pengasuh untuk membantu anak-anak yatim dan yatim piatu serta fakir miskin dalam mengembangkan jati dirinya sebagai individu.
Faktor Penghambat: a). Kurangnya dukungan pendanaan secara langsung dari masyarakat sehingga terkadang menghambat program yang sudah direncanakan. b). Para pengasuh yang ada bukan merupakan pegawai tetap panti, sehingga harus membagi waktu, tenaga dan pikirannya untuk pengabdian di tempat lain.