Bermula dari latar belakang pemberitaan dalam media cetak, seorang guru yang dilaporkan gara-gara mencubit peserta didiknya di saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan berlatar belakang memperdalam wawasan keilmuan tentang etika dan kewajiban guru, maka penelitian ini dianggap penting. Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui persepai Imam Qusyairi tentang hak guru dalam kitab ar-Risalah al-Qusyairiyyah, 2) Untuk mengetahui persepai Imam Qusyairi tentang kewajiban guru dalam kitab ar-Risalah al-Qusyairiyyah, 3) Untuk mengetahui implementasi hak dan kewajiban guru dalam kitab dalam ar-Risalah al-Qusyairiyyah di dunia pendidikan, maka peneliti menggambil data primer dari kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah untuk dijadikan bahan penelitian, selanjutnya menganalisa melalui metode analisa data yaitu analisis wacana dan teoritis penafsiran teks, yaitu salah satu cara mempelajari makna lain dari pesan. Dalam analisis wacana lebih memfokuskan pada pesan yang tersembunyi yang menjadi titik perhatian bukan pesan (massage) tetapi juga makna yang terkandung dalam teks. Dari hasil analisa dan pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa persepsi Imam Qusyairi tentang hak guru dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah adalah guru berhak untuk diberlakukan dengan baik, dihormati dan dimulyakan. Sedangkan pesersepsi Imam Qusyairi tentang kewajiban guru dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah adalah (1) Berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis, karena kewajiban ini adalah teori pokok yang telah dirumuskan oleh pakar pendidikan Islam dan sekaligus telah dijelaskan dalam undang-undang. (2) Ikhlas dalam semua perbuatan, karena dengan ikhlas seorang pendidik akan biasa meningkatkan kinerjanya, memaksimalkan pengajarannya, dan propes pendidikan sesui dengan harapan yang diinginkan. (3) Zuhud dan kesederhanaan guru adalah hal penting yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena guru adalah suri tauladan yang diikuti, baik buruknya peserta didik, juga dipengaruhi oleh kehidupan sang guru. (4) Rasa cinta, perlu ditumbuhkan pada jiwa seorang guru, cinta kepada profesinya, cinta kepada peserta didiknya, cinta sesama teman guru lainnya, dan cinta pada masyarakatnya, sehingga proses pendidikan berjalan dengan baik dan menyenangkan. (5) Berjiwa sosial, sebuah sifat yang harus tertancap dalam hati seorang guru, bisa beriteraksi dengan baik pada peserta didiknya, berinteraksi dengan baik pada sesama guru, dan berinteraksi dengan baik dengan lingkungan masyarakatnya, karena dengan jiwa sosial pendidikan akan berjalan dengan kondusif, dan permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan bisa terpecahkan, pendidikan pun berjalan sesuai dengan harapan. (6) Menambah wawasan keilmuan, adalah ringkasan kewajiban yang terakhir dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah, sudah sewajarnya guru menambah wawasan keilmuan, bisa lewat membaca, menganalisa, mengembangkan teori yang ada dan sebagainya.