NAWALIN NAJJAH, 131410000174 (2018) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ṢALAT JAMA’ BAGI PENGANTIN (Studi Kasus di Desa Sowan Lor Kedung Jepara). Skripsi thesis, UNISNU JEPARA.
131410000174_COVER.pdf - Published Version
Download (1MB) | Preview
131410000174_BAB I.pdf - Published Version
Download (417kB) | Preview
131410000174_BAB II.pdf - Published Version
Download (619kB) | Preview
131410000174_BAB III.pdf - Published Version
Download (405kB) | Preview
131410000174_BAB IV.pdf - Published Version
Download (407kB) | Preview
131410000174_BAB V.pdf - Published Version
Download (211kB) | Preview
131410000174_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Download (213kB) | Preview
Abstract
Di era modern ini, nilai materalisme lebih dominan dibandingkan nilai spiritualisme, sehingga orang berpegang teguh pada agama seperti memegang bara api. Dalam praktek nilai-nilai agama, selalu ingin mengambil jalan termudah dan dikondisikan sebagai masyaqah (kesulitan dan kerepotan atau sesuatu yang berat). Seperti dalam kasus resepsi penikahan, di mana seorang pengantin sering mengabaikan ṣalat dengan alasan mendapatkan kesulitan.
Selain menggunakan penelitian pustaka (library Research), peneliti juga menggunakan penelitian lapangan (field), artinya penelitian dilakukan dengan melihat dan mencari data-data yang berhubungan dengan objek penelitian guna mendapatkan kebenaran. Metode yang peneliti pakai adalah metode penelitian kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. Sebagai pendekatannya, digunakan metode deskriptif, yaitu cara penulisan dengan mengutamakan pengamatan terhadap gejala, peristiwa dan kondisi aktual di masa sekarang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut empat mażhab, kita menemukan perbedaan pendapat tentang hal-hal yang membolehkan seseorang menjama’ ṣalat. Namun, Mayoritas ulama sepakat bahwa hukum menjama’ ṣalat seorang pengantin saat resepsi pernikahan (walimatul ursy) adalah haram. Kondisi aktual seorang pengantin yang sibuk dengan walimatul ursy tidak dapat dikategorikan sebagai alasan dibolehkannya menjama’ ṣalat. Walaupun ada yang membolehkan, namun pelakunya merupakan orang yang berdosa dan bermaksiat. Karena sebenarnya masih ada beberapa cara sederhana untuk tetap melakukan ṣalat pada waktunya tanpa menjama’ dan tetap bisa menjaga penampilan saat resepsi pernikahan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing : Mayadina Rohma Maghfiroh, S.H.I.,M.A. |
Uncontrolled Keywords: | Ṣalat, Jama’, Pengantin. |
Subjects: | 200 Agama > ISLAM > 2X4 Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > 2X4.1 Ibadah > 2X4.12 Shalat, Sholat |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Admin Perpustakaan Unisnu |
Date Deposited: | 17 Feb 2022 03:39 |
Last Modified: | 17 Feb 2022 03:39 |
URI: | https://eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/2392 |