Gangguan arus hubung singkat merupakan kendala yang sering menimpa jaringan distribusi 20 KV sehingga menyebabkan sering terjadinya pemadaman pada wilayah PLN area Bangsri jepara. Ganggauan tersebut disebabkan oleh sentuhan pohon terhadap kawat saluran atau hewan yang menyentuh jaringan. Dalam meningkatkan mutu pelayanan pelanggan yang sedang dilakukan tidak terlepas dari keandalan sistem. Sistem yang handal membutuhkan suatu alat proteksi yang dapat meminimalisir gangguan yaitu fuse cut out. Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisa tentang Short Circuit Untuk Pemilihan Fuse Link Pada Sistem 1 phasa SUTM 20 KV Di Desa Tubanan Rayon Bangsri, dengan tujuan untuk mengamankan jaringan distribusi 1 phasa di Desa Tubanan Kecamatan Bangsri Jepara. Metode yang digunakan adalah serangkaian kegiatan di lapangan secara langsung dan melakukan pengukuran langsung dengan menggunakan alat ampstick. Alat tersebut digunakan untuk mengukur arus hubung singkat. Untuk mengetahui kinerja dari fuse cut out sebagai pengaman jaringan, dilakukan suatu studi kasus dengan membandingkan antara rating arus fuse link dan arus gangguan hubung singkat di jaringan tegangan rendah. Daerah yang dijadikan sampel penelitian adalah di Desa Tubanan Bangsri. Kasus yang terjadi adalah hubung singkat fasa-fasa pada jaringan tegangan rendah. Kesimpulannya bahwa besar rating arus arus fuse link yang terpasang adalah 10 A. Besarnya arus gangguan hubung singkatnya pada jarak 80 m adalah 4851,273 A dan pada jarak terjauh 200 m adalah 19405 A. Semakin dekat jarak gangguannya maka semakin besar arus gangguannya dan jika semakin jauh jarak gangguannya maka semakin kecil arus gangguannya. Trafo mampu menahan arus gangguan sesuai dengan ketentuan batas ketahanan trafo yang sudah ditetapkan. Semakin besar arus gangguan yang dirasakan maka waktu yang digunakan trafo untuk bertahan akan semakin cepat dan singkat. Fuse cut out berkerja dengan baik sebagai pengaman jaringan distribusi 1 phasa.