Penyaluran KUR merupakan salah satu produk pembiayaan yang dikeluarkan pemerintah yang bertujuan untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR berhubungan erat dengan adanya peran perbankan. Pada umumnya, dana KUR ini disalurkan oleh bank konvensional yang masih menerapkan system bunga dalam pemberian kredit KUR. PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) merupakan salah satu perbankan syariah yang dimiliki oleh Negara (BUMN) yang terfokus kepada kegiatan menghimpun dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan KUR Mikro iB BRI Syariah merupakan salah satu produk pembiayaan yang menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya produk alternative yang menyediakan jasa penyaluran KUR tanpa menggunakan sistem bunga.
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui proses pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro iB BRI Syariah KCP Kudus yang diajukan oleh nasabah dan menganalisis kesesuaian pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro iB BRI Syariah KCP Kudus ditinjau dari Hukum Ekonomi Islam. Metode pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif, Dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer berasal dari wawancara dan observasi langsung di BRI Syariah KCP Kudus. Sedangkan data sekunder adalah buku-buku karangan ilmiah, jurnal-jurnal, dan perundang-undangan lainnya yang erat kaitannya dengan masalah yang diajukan.
Hasil penelitian ditemukan prosedur pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro iB BRI Syariah KCP Kudus dilakukan dalam beberapa tahap pembiayaan yaitu tahap permohonan pembiayaan, tahap analisis pembiayaan, tahap pemberian putusan pembiayaan, tahap pencairan/akad pembiayaan dan tahap pemantauan pembiayaan atau monitoring. Sedangkan dalam menganalisis akad pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro iB BRI Syariah bahwa penerapan pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh Bank BRI Syariah ialah menggunakan akad murabahah bil wakalah, walaupun disini untuk akad wakalahnya sendiri dilakukan secara internal saja, yaitu antara pihak bank dan nasabah atau biasa disebut dengan akad dibawah tangan, artinya untuk akad wakalah ini tidak dinotariilkan.