Latar belakang dari penelitian ini adalah betapa pentingnya pendidikan karakter bagi siswa. Khusus implementasi sikap senyum, sapa dan salam. Rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) kepada guru di SMPN 2 Bangsri Jepara?. 2) Bagaimana dampak penerapan pendidikan karakter siswa melalui budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) kepada guru di SMPN 2 Bangsri jepara?.3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan karakter melalui budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di SMPN 2 Bangsri Jepara?. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Fokus penelitian adalah implementasi 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di SMPN 2 Bangsri. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang relevan secara substansial dengan tema penelitian. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemudian menarik kesimpulan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa; 1) Pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) kepada guru di SMPN 2 Bangsri Jepara dilakukan melalui pembiasaan baik bagi siswa maupun guru atau warga sekolah yang lain setiap mereka bertemu. 2) Program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) yang dilaksanakan di SMPN 2 Bangsri Jepara telah memberikan dampak terhadap perubahan sikap atau karakter siswa khususnya sikap senyum, salam, sapa, sopan dan santun terhadap setiap orang yang ditemuinya, khusus kalangan yang dianggap lebih tua.3) Adapun yang merupakan faktor pendukung dari program tersebut adalah: 1) Program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) merupakan bagian dari kurikulum pendidikan karakter dan juga tuntutan untuk mencetak generasi yang berakhlakul karimah. 2) Semua orang tua siswa merasa senang karena anaknya memiliki sikap yang sopan setidaknya ditun jukkan melalui sikap senyum , sapa, salam, sopan dan santun kepada orang lain khususnya orang yang dipandang lebih tua. 3) Program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) yang diberlakukan di sekolah terbukti mampu mengendalikan kenakalan remaja. Adapun yang menjadi faktor penghambatnya adalah sebagai berikut: 1) Masih terdapat beberapa siswa yang tidak mau melakukan pembiasaan 5S. 2) Adanya pengaruh budaya pergaulan di luar sekolah yang menyebabkan siswa tidak taat untuk melakukan pembiasaan 5S. 3) Masih adanya Peserta didik yang