Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menguraikan social climber perspektif al-Qur’an surat At-Takasur ayat 1-8. (2) Untuk menganalisis relevansi social climber perspektif al-Qur’an yang terkandung dalam surat At-Takasur ayat 1-8 terhadap pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer adalah al-Qur’an surat At-Takasur ayat 1-8 beserta terjemahan dan tafsirnya. Sumber sekundernya adalah buku-buku dan karya ilmiah yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Temuan penelitian ini menunjukkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode tahlili dan muqarrin. Metode tahlili yaitu metode penafsiran al-Qur’an dengan mendeskripsikan makna yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an secara urut. Dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan makna ayat-ayat al-Qur’an tentang social climber pada surat At-Takasur ayat 1-8. Sedangkan metode muqarrin yaitu metode yang membandingkan penafsiran ayat dari para mufassir. Dalam penelitian ini membandingkan penafsiran dari al-Maraghi, M. Quraisy Shihab, Ibnu Katsir dan Sayyid Qutb.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Social climber dalam surat At-Takasur ayat 1-8 dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Pertama, perilaku social climber yang terdapat dalam surat At-Takasur ayat 1-2. Pada ayat pertama menerangkan perilaku bermegah-megahan di dunia sehingga dapat melalaikan kehidupan akhirat. Ayat kedua menerangkan gambaran orang yang lalai dalam berperilaku bermegah-megahan selama hidupnya. Kedua, dampak perilaku social climber dalam surat At-Takasur ayat 3-8. Menerangkan tentang ancaman Allah dari perilaku bermegah-megahan dan menerangkan tentang konsekuensi atau akibat dari perilaku bermegah-megahan. (2) Relevansi atau hubungan antara social climber perspektif al-Qur’an surat At-Takasur ayat 1-8 terhadap pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Pertama, relevansi menghindari perilaku social climber dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menghindari gaya hidup materialistik dan menghindari perilaku hedonis. Kedua, dampak social climber dalam kehidupan sehari-hari yaitu tidak memiliki kesadaran diri dan memiliki gangguan mental. Ketiga, nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dari surat At-Takasur dalam kehidupan sehari-hari yaitu nilai akhlak, nilai sosiologi, nilai akidah. Dalam surat At-Takasur ayat 1-8 kita sebagai manusia dilarang untuk berperilaku social climber karena pada dasarnya perilaku social climber merupakan hal yang negatif.