Tesis ini bertujuan mengkaji Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Perspektif Abdurrahman Wahid melalui penelitian kepustakaan yang bersifat kualitatif deskriptif dengan pendekatan historis-filosifis. Data penelitian diambil dengan metode dokumentasi kemudian dianalisis dengan tiga teknik; analisis data kualitatif, analisis isi, dan interpretatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter merupakan bagian dari tujuan pendidikan Nasional. Pemerintah telah merumuskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terus dikembangkan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 pemerintah merumuskan kembali nilai-nilai pendidikan karakter menjadi lima nilai karakter utama; 1.Religius, 2. Nasionalis, 3. Mandiri, 4. Gotong-royong, 5. Integritas. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter dalam perspektif Abdurrahman Wahid meliputi; 1. Ketauhidan 2. kemanusiaan, 3. Keadilan, 4. Kesetaraan, 5. Pembebasan, 6.
Persaudaraan, 7. Kesederhanaan, 8. Kekesatriaan, dan 9. Kearifan Lokal.
Dalam perspektif Abdurrahman Wahid kesembilan nilai luhur tersebut merupakan rangkaian nilai-nilai yang berkesinambungan. Nilai ketauhidan diwujudkan dalam perilaku sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan (saling menghargai dan menghormati) terwujud keadilan di tengah-tengah masyarakat, setiap manusia memiliki martabat yang sama. Oleh karena itu kaum marginal dan minoritas perlu dibela dan dibebaskan dari berbagai bentuk belenggu. Semangat pembebasan hanya dimiliki oleh jiwa yang merdeka, bebas dari rasa takut, dan otentik. Dengan nilai pembebasan ini, Abdrurahman Wahid mendorong tumbuhnya jiwa-jiwa merdeka yang mampu membebaskan dirinya dan manusia lain.
Nilai kesederhanaan merupakan nilai karakter dalam perspektif Abdurrahman Wahid yang perlu lebih diimplementasikan sehingga memperkuat 5 nilai karakter utama dalam Penguatan Pendidikan Karakter yang dirumuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dalam perspektif Abdurrahman Wahid, nilai kesederhanaan dapat menumbuhkan budaya perlawanan atas sikap berlebihan, materialistis, dan koruptif. Dengan nilai kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal akan melahirkan pribadi yang menggerakkan kebaikan, tanggung jawab, komitmen, istiqomah dan nasionalis.