Tradisi merupakan hal yang tidak mungkin dijauhkan dari kehidupan sehari-sehari karena memang menjadi kebiasaan masyarakat jawa. Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang masih mempertahankan tradisi ritual yang berhubungan dengan peristiwa alam atau bencana. Tradisi yang masih dilakukan masyarakat Jawa salah satunya Tedhak Siti, upacara ini dilakukan ketika anak telah berumur tujuh lapan yaitu 7x35 hari. Dengan diadakan upacara tedhak siti (mudun lemah) dimaksudkan memperkenalkan sang anak menginjakkan ke bumi pertama kalinya agar sang anak dapat menapaki dikehidupan yang sesungguhnya. Permasalahan dalam penelitian ini masih banyak tradisi Tedhak Siti yang dilakukan oleh masyarakat jawa akan tetapi terdapat pertentangan antara tradisi dengan ajaran agama. Sehingga penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tradisi Tedhak Siti dalam perspektif Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang didapatkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku yang membahas tradisi Tedhak Siti. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Tradisi ini memang sangat kental nuansa Jawa, adapun ajaran agama islam yang diadopsi dalam tradisi Tedhak Siti yaitu ada pembacaan doa yang dilaksanakan pada saat tradisi tersebut berlangsung. Selain itu ada ritual seperti membagikan makanan, camilan, uang koin agar anak tersebut diajari selalu bersyukur, berdo’a, saling menghormati dan tetap menjalin tali silaturrahmi.