Motif Wastra merupakan bentuk visual yang tertuang dalam media kain secara utuh yang terbentuk atas stilasi tumbuhan, hewan, maupun benda alam lainnya. Wastra Cakramanggilingan menjadi salah satu wastra di Jepara yang memiliki pesan terkandung didalam setiap motif. Banyak masyarakat yang belum mengetahui pesan yang terkandung dalam wastra tenun di Desa Troso. Desain Komunikasi Visual adalah ilmu untuk menmahami suatu pesan dalam bentuk visual atau gambar. Namun, untuk mengungkap pesan yang terkandung dalam motif Wastra Cakramanggilingan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dan didukukung dengan pendekatan teori semiotik Charles Morris. Data yang berupa bentuk visual dari seri motif wastra Cakramanggilingan didapatkan berdasarkan wawancara secara lisan, dan daftar pustaka lainnya. Kemudian dilakukan pendekatan menggunakan semiotik yang menghasilkan data yang berupa rangkaian kaliamat atau data berupa deskripsi.
Hasil penelitian ini adalah rangkaian kata yang berupa penjelasan mengenai bentuk tanda, makna, hingga pesan yang terkandung dalam keseluruhan motif wastra Cakramanggilingan. Wastra ini menjadi otentik dengan menggunakan stilasi bentuk yang disesuaikan kehidupan masyarakat Jepara pada umunya.