Pada waktu beban puncak, tegangan drop atau tegangan jatuh pada jaringan 500 KV jaringan Jawa-Bali dari Tanjung Jati B ke Ungaran adalah ± 13 KV, kadang-kadang sampai ± 20 KV, hal inilah PLTU Tanjung Jati B dituntut untuk mampu membangkitkan MVAr setinggi-tingginya guna menaikkan tegangan di transmisi 500 KV Jawa-Bali agar aliran daya dari area APB Timur ke area APB Barat tetap konstan. Pada pengoperasian waktu beban maksimum 710 MWGross dan untuk mengoptimalkan output tegangan generator dengan cara menaikkan setting MVAr dan Cos φ secara bertahap sampai didapatkan suhu pada generator winding rotor mencapai nilai tertinggi, dan masih dalam batas aman operasi sesuai dengan batasan panduan dari pabrikan pembuat generator yaitu ≤ 105°C dan dikurangi dengan factor keamanan 10°C (NEMA), sehingga akan didapatkan setting MVAr tertinggi dan juga efek panas pada winding rotor dan stator pada suhu tertinggi tapi masih dalam batas aman pengoperasian. Hal ini bertujuan untuk menghindari panas yang tinggi pada winding rotor maupun stator, karena kalau generator dioperasikan pada suhu yang tinggi pada waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan laminasi dari lilitan, jika laminasi dari lilitan tersebut rusak maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi hubung singkat antar fase atau dengan body generator yang berakibat kerusakan pada generator. Sehingga hasil dari penelitian ini yang penulis wujudkan dalam bentuk laporan Skripsi ini yang nantinya dapat diaplikasikan untuk pedoman dalam pengoperasian generator di Unit 1 sehingga penurunan performa dan kerusakan dari generator dapat dihindarkan dan generator mempunyai umur yang lama.