Menurut peneliti,penulisan ini penting dilakukan mengingat dalam dunia tarekat dikenal dengan banyaknya tata cara amalan-amalan zikir yang telah ditentukan. Maka perlu kiranya diketahui bagaimana Metode dan Praktik zikir di dalam Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah serta kontribusinya dalam meningkatan spiritualitas jemaah pada Majelis Zikir Desa Bugo Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimana bentuk metode dan praktik zikir Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah, apa kontribusi zikir dalam meningkatkan spiritualitas jemaah dari pelaksanaan zikir Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah, dan apa faktor pendukung serta faktor penghambat baik dalam pelaksanaan zikir Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah di Majelis Zikir Desa Bugo. Dalam penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan pelaksanaan zikir Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah, menganalisis kontribusi zikir Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah dalam meningkatkan spiritualitas jemaah, dan menjelaskan faktor penghambat maupun pendukung dalam pelaksanaan zikir Tarekat Qadiriyah WaNaqsyabandiyah di Majelis Zikir Desa Bugo.
Penulisan ini merupakan penulisan bersifat deskriptif kualitatif, dengan mengambil latar di Majelis Zikir Desa Bugo. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancaradan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif. Data direduksi, disajikan, dan ditarik kesimpulan.Hasil penulisan menunjukkanbahwa: (1)Metode dan Praktikzikir Tarekat Qadiriyah Wa NaqsyabandiyahDesa Bugo dibagi dua macam, yaituzikir jahr (keras/bersuara) dan khafi (pelan/lembut). Zikir jahr ini dilakukan rutin setiapselesai shalat fardhu, sedangkan zikir khafi dilakukan setelah shalat fardhu sehabis zikir jahr dan dilakukan setiap saat, setiap waktu hati senantiasa berzikir, serta zikir mingguan berupa khataman dan zikir bulanan yaitu manaqiban. (2) Kontribusi zikirTarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah dalam meningkatkan spiritualitas jemaah bahwa pengamalan zikir Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah dapat meningkatkan keimanan, meningkatan ibadah atau amal shalih, membentuk insan yangberakhlakkarimah, meningkatkan kualitas jasmani,meningkatkan keimanan, dapat menjadikan merasa dekat dengan Allah,dapat meningkatan ibadah atau amal shalih, menata mental diri dan pengendalian diri yang baik (kontrol dirimemberi warna positif terhadap kehidupan sosial.(3) Faktor penghambat pelaksanaan zikir tarekat merupakan faktor intern yaitu adanya rasa malas, dan tekad yang tidak kuat. Faktor pendukungnya adalah adanya keinginan sendiri dan keinginan untuk berakhlakkarimah dan khusnul khatimah serta waktu pelaksanaan zikir (yaitu setelah sholat fardhu lima waktu) merupakan waktu-waktu luang sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.