Berdasarkan objek penelitian, baik tempat maupun sumber data, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu peneliti mengamati fenomena tradisi ngaleh omah yang dilakukan masyarakat Desa Sowan Lor Kedung Jepara dan terlibat langsung didalamnya. Peneliti melakukan penelitian secara langsung tanpa diwakilkan siapapun ke objek penelitian mengikuti Tradisi Ngaleh Omah di Desa Sowan Lor Kedung Jepara. sedangkan pendekatan penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, peneliti mendeskripsikan dan membuat gambaran tentang Tradisi Ngaleh Omah di Desa Sowan Lor Kedung Jepara secara sistematis, faktual, akurat. Data yang terkumpul disusun, dianalisis, diinterpretasikan, dan disimpulkan sehingga memberikan suatu gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan nyata.
Dari hasil pengolahan data, penulis dapat menyimpulkan bahwa Tradisi Ngaleh Omah di Desa Sowan Lor Kedung Jepara merupakan salah satu bentuk budaya leluhur yang dijalankan secara turun temurun yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan dan dilaksanakan oleh masyarakat Desa Sowan Lor. Dalam pelaksanaan Tradisi ini harus menggunakan Pitungan Jawa yang bertujuan untuk menangkal hal buruk atau bala’, adapun peralatan yang dibawa saat prosesi tradisi ini berupa Ubo Rampe yang terdiri dari bantal guling, tikar, kendhi, genuk, peralatan pertanian, dan peralatan dapur. masyarakat Desa Sowan Lor percaya jika meninggalkan ritual ini akan datangnya musibah yang akan menimpa rumah tangganya. Dalam hukum Islam kedudukan tradisi sebagai Urf yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik dan diterima oleh akal sehat. pendidikan Islam merupakan rangkaian usaha untuk membimbing, mengarahkan, serta membentuk potensi kepribadian sesuai dengan ajaran Islam agar dapat menyelesaikan tugas hidupnya yang telah diridhai oleh Allah SWT. nilai-nilai pendidikan Islam yang ada dalam Tradisi Ngaleh Omah adalah nilai aqidah yang diwujudkan dalam bentuk tahlilan, nilai ibadah yang diwujudkan dalam bentuk berdoa dan bersedekah, nilai syukur yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan tirakatan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, nilai gotong royong dalam pelaksanaannya yang dilakukan secara bersama-sama antara warga masyarakat desa, nilai persatuan dan kesatuan yang diwujudkan saat pembagian makanan dan makan bersama serta membawa berkat untuk dibawa pulang, nilai musyawarah ditunjukkan saat pelaksanaan tradisi harus berdasarkan kesepakatan bersama dengan keluarga, nilai pengendalian sosial diwujudkan sebagai upaya pelestarian budaya, nilai sejarah kebudayaan Islam dan Budaya Jawa, nilai dakwah dalam tradisi yaitu pesan kebaikan terhadap penghuni rumah.