Mitos larangan makan di depan pintu ini diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi oleh masyarakat pendukungnya. Meskipun larangan ini diturunkan secara lisan selama bertahun-tahun, namun larangan tersebut tidak hilang dan masih dipercaya hingga sekarang oleh masyarakat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah 1Bagaimana mitos larangan makan di depan pintu? Bagaimana perspektif pendidikan Islam mengenai mitos larangan makan di depan pintu?
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat kualitatif. Pada dasarnya penelitan ini adalah deskriptif kualitatif, sebagai upaya memberikan gambaran secara komprehensif mengenai Mitos Larangan Makan di Depan Pintu dalam Perspektif Pendidikan Islam studi kasus di dukuh Pagotan desa Mayong Kidul Mayong Jepara.
Hasil penelitian ini adalah Mitos larangan makan di depan pintu sampai saat ini masih berkembang di Desa Mayong Kidul Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Mitos berkembang dari zaman nenek moyang hingga sekarang dengan tujuan untuk memberikan wejangan kepada anak cucunya untuk tidak makan di sembarang tempat, karena makan memiliki adab dan tata caranya sendiri. Dikarenakan pada zaman dahulu belum ada pendidikan formal seperti sekarang, maka nenek moyang selalu memberikan wejangan dengan cara menakut-nakuti anak kecil agar mereka mau mendengarkan dan mengikuti perintah dari orang tua. Perspektif pendidikan Islam mengenai mitos larangan makan di depan pintu adalah mitos larangan makan di depan pintu sebagai sebuah pembelajaran untuk selalu melaksanakan adab makan bagi seorang muslim. Tetapi bukan berarti harus mempercayai akibat yang diterima jika melanggar mitos tersebut, karena jika dipercaya akan menyebabkan perbuatan musyrik. Sehingga mitos ini hanya dijadikan sebuah pengingat dan pembelajaran bukan kepercayaan.